Skip to main content

CHIANG RAI TO LUANG PRABANG BY SLEEPER BUS


13 Maret 2019
Sekitar pukul 07.30 pagi aku dan @thickaperempuan sudah bersiap menuju Terminal II di Chiang Rai. Karena katanya sekitar pukul 7 pagi terminal sudah menjual tiket bus menuju Luang Prabang yang katanya juga akan berangkat setiap harinya pukul  12.30 wib. Takut dong ya kita kalau sampe gak kedapatan bus karena semua sudah dibuat jadwal ketat untuk perjalanan ini.
Tapi emang dasar pagi itu kita agak sedikit sial berhubungan dengan Grab yang pertama kali kita pesan selalu nyasar dan terpaksa kita cancel. Yang kedua kita pesan malah bukan driver yang tertera di dalam foto. Kalau dia tau jalan sih gpp ya. Tapi yang kedua ini parahnya bukan main karena kita sampe dibawa-bawa keliling Chiang Rai dan malah sampe balik lagi ke Hotel. Dia gak tau jalan kotanya sendiri dan bener-bener gak pande liat map. Yang awalnya aku duduk di belakang sampe minta berhenti dan pindah duduk ke depan supaya bisa arahin jalan pake tanganku langsung karena dia juga sama sekali tidak bisa berbahasa Inggris. Dan ternyata saudara-saudara, hasil penglihatanku dari map antara Hotel ku yang di wilayah Clock Tower ke Terminal II itu hanya memakan waktu 10 menit aja cukup. Dekat cyiiin. Saranku sih ya mending kita tetap perhatikan map saat naik Grab di kota orang. Kali aja dia salah arah kita juga bisa ingetin. Jadi kalau naik Grab dari Hotelku di Clock Tower Hotel (disekitaran Clock Tower mereka) ke Terminal II itu sekitar 111 Baht.

Begitu sampai kita bertemu dengan satu ibu-ibu yang kurasa mirip dengan penjaga wilayah gitu. Hahaha soalnya pada saat kita tanya beli tiket ke Luang Prabang, dia langsung arahkan ke salah satu kios disana. Ke Kios dengan no 15 (ada angka 99 gitu dan tulisan yang aku tak mengerti). Bayangan kemaren bakalan ngantri untuk beli tiket dan ternyata tidak. Tapi untuk sepagi ini kita hanya diharuskan booking tiket saja dan tulis nama di buku mereka. Belum ada pembayaran ataupun penyerahan passport. Jadi sebenarnya bisa diwakilin siapa aja sih waktu itu. Tapi maybe peraturannya bakal beda-beda andai permintaan banyak. Kebetulan mungkin kedatangan kami bukan di waktu yang rame-ramenya para turis.
Setelah tulis nama kita disuruh kembali lagi pukul 11.00 wib untuk pembayaran dan keberangkatan jam 12,30 wib. Jadi kita kembali ke Hotel dan berkemas.

Terminal II Chiang Rai

Kembali ke Terminal II beruntungnya kita dapetin Grab yang disetirin anak muda hahaha dan beneran cepet banget sampenya. Kita kembali ke Kios no 15 tadi dan menyerahkan passport dan uang 950 Baht/ org. Itu sekitar empat ratusan ribu lebih kalo di rupiahkan.

Tiket Sleeper Bus

Di seputaran Terminal ada kedai-kedai jualan roti dan makanan basah. Kalau mau sedikit nikmat ya agak jauh jalan di luar dari Terminal II. Tapi saran saya jangan jauh-jauh sebelum jam 12.30 wib ya, soalnya busnya ontime. Tapi tetap aku sarankan untuk beli snack, sebab di dalam itu dingin dan berjam-jam so pasti cacing diperut minta ngunyah.

Sebelum bus datang hasrat dan jiwaku bergemuruh memikirkan akan seperti apa bus yang akan membawa kami selama 16 jam. Membayangkan beberapa aspek seperti pipis dan tidur serta kenyamanan pinggang. Dan akhirnya yang ditunggu-tunggu datang. Jam 12.00 wib sebuah bus besar parkir di tempat yang sudah ditunjuk oleh kios tadi. Bus yang seperti penampakan dua tingkat nanggung. Akan seperti apa dalamnya ya hahahhaa.

Sleeper Bus tampak depan

Setelah memasukkan bagasi dibawah, kita mulai naik dan diberikan plastic kresek untuk memasukkan alas kaki kita sebelum naik ke tempat tidur kita (tempat tidur hahahah omg). Beneran ukuran sepanjang tubuh ku dan bertingkat atas dan bawah. Dan di dalam satu tempat seperti biasa untuk dua orang tanpa pembatas. Bayangkan kalo kita pergi sendiri trus ditemeni sama orang asing dan tidur bersama tanpa batas bersenggolan bahu hahhahah.
Alasnya kalau berharap lembut ya enggak tapi gak besi juga masih ada alasnya sedikit. Sedikit aja loh ya, jangan ngimpi mau tebal-tebal. Setelah semua ready di dalam kita bakal dibagi-bagiin selimut dan bantal secara ala kadarnya aja. Gak bau juga gak wangi. Terlihat lama tapi memang terlihat sudah dicuci. So siapkan semacam selendang gt ya buat alas diri sendiri. Dan duduklah di no yang sudah ditetapkan di tiket biar gak bepindah-pindah lagi.

Suasana Bus tampak dalam

Biar lebih jelas dan gamblang membayangkan situasi perjalanan selama berjam-jam itu, langsung ditulis detail aja semacam dibawah ini. Seharusnya jadwal lebih kurang sama, hanya beda-beda beberapa menit saja.

Jam 12.45 wib. Kita berangkat ontime

Jam 15.10 wib. Kita berhenti di terminal sekitar Chiang Kong (bisa turun untuk ke Toilet) dan rata-rata   toilet disana lumayan bersih dan banyak. So siapkan diri sendiri tisu aja ya.

Jam 15.16 wib. Berangkat menuju Laos

Jam 15.29 wib. Tiba di Imigrasi (silahkan mengantri dengan teman-teman seperjuangan ya) dan sebelumnya di dalam bus kita bakal dikasi kertas pengisian untuk di Imigrasi. Seperti nama alamat, no passp dan Negara tujuan serta beberapa hal yang harus diisi. Sama seperti biasanya kalo naik pesawat pindah Negara. Gak perlu khawatir harus balik lagi ke bus atau koper yang kita masukkan ke bagasi bus karena bus tidak bertukar yang lain. Bus sama, hanya saja mereka bakal menunggu kita diseberang Negara yang lain (Laos).

Jam 16.08 wib. Setelah semua foto-foto di perbatasan dan merenggangkan badan dan mulai mendapati udara yang terik khas Laos kita berangkat lagi.

Jam 20.05 wib. Bus berhenti untuk beristirahat di salah satu warung disana. Gak tau dimana sih ya lokasinya. Tapi ada toilet dan beberapa kede dengan beda jenis jualan makanan yang berbeda. Dan gak usah khawatir dengan mata uang, sebab mereka masih terima mata uang Baht. Untuk ke toilet dikenakan 10 baht/org dan waktu itu makan malam kamai berdua kena biaya 180 Baht.

Jam  20.26 wib. Setelah semua selesai dan naik ke atas bus, kita mulai berangkat meneruskan perjalanan. Btw jangan lupa sebelum berangkat ke Toilet ya, sebab kembali ke toilet mungkin dini hari ntah dimana.

Jam 01.00 wib. Di wilayah semacam SPBU yang masih samar-samar hampir tutup bus berhenti dan ternyata itu adalah jadwal terakhir ke toilet sebelum sampe ke Luang Parabang.

Jam 01.10 wib. Lanjut perjalanan

Jam 04.30 wib. Tiba di terminal bus Luang Prabang

Begitu sampe dan gelap gulita, kita harus mencari tuk-tuk yang akan datang silih berganti menawarkan kendaraan mereka ke kita. Bakal ada bapak-bapak yang bantu komunikasikan dengan si tuk-tuk tadi sebab dia sama sekali tidak bisa berbahasa Inggris. So kita menunjukkan di map mbah google kita dimana kita menginap. Luang Prabang tidak begitu besar, jadi tidak mungkin tersesat begitu jauh atau kesulitan mencari jalan. Untuk satu orang kemaren diantar sampe hotel kena biaya 60 Baht/ org.
So WELCOME TO LUANG PRABANG.












Comments

  1. "izin share ya admin :)
    buruan gabung bersama kami,aman dan terpercaya
    ayuk... daftar, main dan menangkan
    Line : agen365
    WA : +855 87781483 :)
    Silakan di add ya contaknya dan Bergabung juga ya :)"

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

KULINER DI LUANG PRABANG - LAOS

Maret 2019 Sebelum ke suatu tempat biasanya aku searching dulu kulineran apa yang bisa aku dapatkan di sana. Liat lokasi, harga dan jenis makanan. Banyak kali kan bertebar di internet bermacam-macam blog menerangkan. Ada yang info tentang ke halal-annya dan ada yang asal aja bertabur yang penting enak.  Nah kalau untuk negara ini pasti gak bisa dicari label MUI nya. Asal tidak mengandung #pork dan #alkohol saja, saya rasa sudah cukup. Atau solusi lainnya bawa makanan sendiri atau bawa mie instant ya.  MORNING MARKET LUANG PRABANG Kita tiba di pagi hari dan langsung menuju Morning Market yang katanya sudah buka dari jam 8 pagi. Lokasinya semua tidak ada yang jauh dan sepertinya berjalan kaki saja sudah cukup. Itung-itung sekalian olah raga kan. Apalagi semenjak sudah ada fasilitas google map, sunggu membantu sekali. Ya pastinya harus memastikan agar kuota selama disana cukup.  Karena lokasi yang satu dengan yang lain tidak terlalu jauh, beberapa saat pasti langsung hapal tan

RESTORAN KEMBANG TANJUNG MORAWA

Medan, 19 April 2019 Setiap hari aku itu selalu melewati Restoran Kembang pada saat pergi dan pulang kerja. Dari mulai penimbunan sampai dengan sudah jadi sekarang ini. Banyak simpang siur mengatakan tentang tempat ini. Dari mulai tempat permainan, atau ini adalah cabang Lembur Kuring atau cabang resto yang berada di wilayah sana juga. Apalagi ada kaum yang nyinyirin kalau restonya gak bakal rame karena ada penjual yang tidak elok di satu sejajaran Resto. Duh ya, Restonya segede gaban gitu diributin dengan penjual yang ada di sejejarannya. Dan ini tempat juga di tengah-tengah dengan tembok yang gagah. Aroma apapun gak masuk dan yang ada aroma masakan dia yang keluar sampe kemana-mana buat lapar. Ah itu percakapan orang sirik aja. Dan pada saat sebelum Cheng Beng 2019, mereka langsung gubrak buka dengan nama Restoran Kembang Indonesia. Yang katanya satu group dengan yang di Medan. Duh aku langsung kepengen makan dan seret Thicka Perempuan sebagai salah satu partner kulinerku.

HIDUP YANG LEBIH BAIK

Saat kehilangan itu menjadi hal baik yang pernah terjadi pada diri kita, apakah kita masih akan mengingat rasa sakit itu atau membiarkannya hanyut ke tempat yang kita sendiri lupa jika pernah ada.  Satu persatu secara perlahan semua kenangan akan terangkat di pikiran kita. Dan perasaan pun akan semakin lega. Sampai kamu sadari bahwa selama ini kamu sangat ingin melepaskannya tapi terikat akan sesuatu yang dianggap sakral dan mencoba bertahan.  Tenang ini bukan salahku atau aku yang membuat kesalahan. Paling tidak aku tidak perlu memulai menyakiti atau membawa karma buruk ke kehidupanku selanjutnya. Segalanya sudah terasa cukup dan rasa siksa batin ini sudah menghilang. Ternyata benar kata orang-orang bahwa "waktu bisa memperbaiki segalanya". Hanya terkadang kita suka membodohi diri untuk meraih kembali hal-hal yang sudah diperingatkan alam semesta untuk kita lepaskan.  Aku bersyukur sekali dengan segala yang aku miliki saat ini. Kegiatan baru, teman baru, lingkungan baru dan