Skip to main content

BENJOLAN DI BAWAH DAGU




Kalau yang namanya sakit tentu gak ada yang bisa menolak kehadirannya. Dan itu terjadi padaku setelah pemilu 17 April 2019 terlewati. Masih ingat dikepala saat beberapa hari setelah pemilu, aku doyan maen laptob sampe tengah malam sambil megganjalkan bantal ke leher. Selang tiga hari berlangsung, aku merasakan sakit di leher dibawah dagu dan kucoba meraba wilayah yang sakit dan ternyata ada benjolan di bawah dagu. Jantungku pasti berdetak kencang karena takut bendol apa ini. Dalam hati mungkin perlahan-lahan akan berkurang dan menghilang. Jadi tidak ada terpikirkan akan ke dokter periksa dan hanya mencoba searching di Internet saja untuk tau penyakit apa ini.

Ku coba beraktifitas seperti biasanya dan hangout bareng teman. Tapi sepertinya bendolan semakin besar dan mulai membuat leherku pegal dan terasa tercekik. Pikiranku makin resah dan semakin gencar mencari tau apa ini. Hal yang kurasakan saat itu tidak ada merasa perih di kerongkongan. Tidak ada ruam atau mata di bendolan. Hanya seperti dibawah ini saja:

  1. Bendolan lebih kurang diraba 3 cm, seperti jakun.
  2. Tidak terasa sakit hanya terasa pegal
  3. Bendolan terasa keras dan bergerak
  4. Lokasi diantara bawah dagu dan leher atas
  5. Kerongkongan tidak terasa perih saat makan, hanya saja jika ada micin atau sangat pedas akan terasa perih
  6. Suhu tubuh normal diantara 36-37
Dari sekian hal yang terjadi ditubuh ini, yang sesuai hanya penyakit Lipoma (pengumpulan jaringan lemak) dan harus dibuang atau jika belum mengganggu dibiarkan saja. Ya sudah aku pun mulai diet segala yang berhubungan dengan sapi. Tapi malah hari ke hari semakin parah. Terkadang jika terlalu lelah, leherku bisa sangat pegal dan seperti masuk angin di bagian pipi. Jadinya untuk mengurangi rasa sakit, aku hanya oleskan minyak angin di wajah.

Kucoba jalani hari tapi rasa sakit, pegal dan tercekik semakin menjadi2. Walau kadang datang dan pergi kayak kekasih. Hehehe. Dengan dorongan sohibku si Thicka untuk coba bertanya ke temen lamaku seorang dokter juga via chat-an WA, kupun memberanikan diri. Setelah membahas apa yang kurasakan dan memberikan foto benjolannya, dia juga berkesimpulan kalau ini Lipoma. So saran dia bukan kasi obat tapi langsung periksakan ke dokter bedah dan menggunakan BPJS saja, sebab penyakit ini tidak terlalu terburu-buru harus dibasmi.

Kusampaikan ke Thicka dan diapun setuju dan mau menemaniku ke Klinik MMC Muktatuli yang memang ditunjuk kartu BPJS ku sebagai penanganan pertama sebelum mendapat rujukan nantinya. Ini pertama kalinya aku menggunakan BPJS dan agak sedikit khawatir apakah bakal diperlakukan sama dengan orang lain yang umum atau dibiarkan mengantri lama. Tapi seperti kata temen lamaku seorang dokter, katanya sudah berbeda dengan yang dulu.

Oke..begitu datang aku langsung ke receptionist dan memberikan kartu BPJS qu. Ternyata alhamdulillah, si mbak pegawainya langsung mengecek dan memasukkan namaku di jadwal tunggu, dan mempersilahkan duduk. Kliniknya oke juga, dengan fasilitas AC, bersih dan bangku memadai. Apalagi yang paling buat aku senang bahwa mereka buka 24 jam. Jadi untuk orang2 yang sibuk kerja pagi harinya atau tiba2 tengah malam sakit bisa langsung dibawa ke sini. Paling gak untuk pertolongan pertamalah sebelum tragedi. Gak lama selang menunggu 15 menit, akhirnya ku menemui dokter. Aku lupa nama dokter yang pertama ini tapi disini awal mulanya kegiatan berobatku dimulai.

Dokter memeriksa suhu tubuhku yang mencapai 37, dan itu tandanya hampir demam. Ya memang saat ke dokter, staminaku sudah mulai menurun karena bagian pipi di jambang terasa panas dan tertekan yang kadang denyutnya sampe ke kepala dan telinga. Kemudian dokter memeriksa bendolanku dan diakhir kata saat membuat resep, si dokter mengatakan bahwa aku terkena infeksi kelenjar ludah. Bendolan itu hanya sebagai bentuk tameng si tubuh untuk mengatasi infeksi yang ada.

Resep obat yang diberikan:
  1. Paracetamol
  2. Selcom C
  3. Fadroxil 500 mg , dan disuruh kembali setelah obat habis dan benjolan masih ada.
Agak lega sih ya memang setelah cuma dikatakan infeksi dan hanya dikasi obat2an tanpa harus operasi. So sedikit bersemangat, akupun rajin mengkonsumsinya dan menjaga prilaku makan, tidak pedas, tidak panas atau dingin, tidak micin dan junk food.
Setelah beberapa hari dan obat kandas, bendolan juga belum usai hanya lebih terasa longgar dibanding dulu. Terasa panas dan denyut di sekitar pipi dan jambang serta pegal leher ya masih walaw sedikit berkurang. Kemudian dengan kecil hati kumengunjungi kembali ke Klinik MMC dan diberikan dokter yang berbeda lagi (dokter umum ya). Kali ini si dokter tidak menyentuh bijik tapi hanya menyenter ke bagian dalam kerongkongan. Sempat bertanya apakah aku pernah operasi sebelumnya saat menyenter ke dalam kerongkongan. Ya tentu saja belum pernah. Dan keterangan dokter ke dua ini, aku hanya terkena infeksi saja di kerongkongan dan kemudian dikasi obat kembali. Katanya tidak perlu khawatir, nanti bendol juga hilang sendirinya. Agak senang la hati saat itu saja.

Resep obat yang doberikan:
  1. Selcom C
  2. Bufacaryl
  3. Cefadroxil 500mg
Obatnya dikonsumsi sekitaran 4 hari dan habis tapi benjolan masih ada walau tidak terlalu mengganggu seperti sebelumnya. Sudah mulai takut donk aku ya. Mulai2 cari data lagi di google dan memikirkan penyakit apa kira2nya kok sampe begini kali. Namanya benjolan itu langsung terasa horor. Kemudian dipujuk Thicka untuk ke dokter umum di Klinik MMC lagi, mungkin ada petunjuk dan kali ini juga berbeda dokter. Kalau gak salah namanya dokter Edi apa gitu (ntar di update). Dan setelah memeriksa benjolan, menyorot lampu ke kerongkongan dan mendata bahwa ini yang sudah ketiga kalinya datang tapi belum ada perubahan maka diberikanlah surat rujukan ke THT Rumah Sakit Bunda Thamrin. Karena dia khawatir ada masalah yang hanya bisa di detek dengan alat yang lebih canggih.

Mendengar harus ke Rumah Sakit besar rasanya aku langsung drop. Ini indikasi bahwa bakalan ada operasi, pengobatan serius atau rontgen, cek darah yang bisa mengecek sebenarnya ini sakit apa. Takut kalilah yang namanya masih muda dan belum pernah punya riwayat penyakit serius tiba2 seperti ini. Pagi - pagi dengan perasaan gusar aku pun ke Rumah Sakit Bunda Thamrin. Selain was-was dengan penyakit sekaligus khawatir pelayanan Rumah Sakit yang diberikan saat ku kesana sebagai pasian BPJS. Ternyata begitu ramahnya semua pegawai disana saat kubertanya bagaimana caranya berobat via BPJS.

Aku langsung urutkan aja caranya ya biar gak bingung. Ini yang kualami sendiri khusus di Bunda Thamrin dengan kartu BPJS kelas I

  1. Menuju ruangan disebelah parkir kereta yang bertuliskan BPJS. Ada satu ruangan khusus di samping RS. Kita masuk dan langsung mendaftar di ruangan sebelah kiri. Kita menyerahkan surat rujukan beserta kartu BPJS. Disarankan disana sebelum jam 8 pagi biar gak terlalu panjang ngantrinya.
  2. Setelah di daftarin kita bakal nunggu di ruang tunggu untuk dipanggil nomornya sesuai antrian. Ada bangku kok dan gak usah desak2an dan khawatir sabotase no antrian.
  3. Pada saat dipanggil kita masuk ke ruangan yang dituju dan segala berkas akan di ttd dan simpan sidik jari. Kita bakal dikasi lembaran kembali, kartu bpjs kita kembali (simpan) dan diberikan kartu scan mereka. Kemudian diberitahukan poli berapa sesuai dengan Dokter yang kita tuju.
  4. Kita balik Rumah Sakit dan cari Poly yang dituju. Sebelumnya scan dulu kartu di tempat scaning. Kalau bingung dimana scannya bisa tanya dengan security disana. Mereka bakal senang hati mengarahkan. Setelah scan duduk saja menunggu panggilan.
Nah karena aku jam 8 pagi dateng. Jadi dapet Dokter yang ready pukul 8.00 sampai 10.00 wib. Jumpalah dengan Dr. Yan Utama Nasution SP-THT KL. Disitu aku diperiksa kerongkongan dan dikasi tunjuk ke layar bahwa ada peradangan yang lumayan mengganggu (bengkak kemerahan cerah). Kemudian aku diberikan olesan salep obat di kerongkongan dan diberikan rujukan obat untuk ku konsumsi 1 minggu ke depan. Dan kemudian ku dijadwalkan kembali minggu depannya di hari yang sama.

Setelah keluar ruangan, kita bakal nunggu beberapa saat dan seorang suster akan memanggil nama kita dan menyerahkan selembar dokumen lanjutan serta menjelaskan apa-apa yang harus kita lakukan selanjutnya. Kemudian aku menuju tempat pengambilan obat dan tak perlu ribut-ribut berdiri. Cukup duduk di depan tempat pengambilan obatnya (ada banyak bangku) dan menunggu saja nama kita dipanggil. Setelah dipanggil mereka bakal bertanya pass tanggal lahir kita dan kita menyerahkan kartu scan RS tadi ke mereka. Mereka bakal memberikan obat dan menjelaskan cara pemakaiannya. Selesai deh dan kita pulang.

Obat yang diberikan :
  1. Azithromycin 500MG
  2. Kalium Diklofenac 50
  3. Methyprednisone 4mg
  4. Laratodine
Selama seminggu ku konsumsi dan perbanyak minum air putih. Tidak makan pedas dan tidak minum dingin. Menghindari segala bentuk micin yang dimulai dari roti dan mie2an instant. Hampir seminggu bendolan masih ada tapi sudah mulai mengecil sedikit. Tidak terlalu sesak kali seperti sebelumnya. Kemudian ku kembali ke metode awal ke RS untuk  kontrol lanjutan.

Dokter memeriksa masih ada pembengkakan di kerongkongan dan beliau mencoba memeriksa ke lubang hidungku. Ternyata sudah ada pembengkakan di hidung. Seperti kutil bertumbuh didalamnya. Ku bisa menyaksikan hasil foto dari si Dokter di layar. Kemudian supaya lebih jelas Dokter merujukku untuk Foto X-Ray di wajah. Ku pun langsung diajak oleh suster untuk sama2 dengan pasien lain berfoto ria di samping gedung. Sebelumnya ambil obat dulu untuk lanjutan perawatan.

  1. Kalium Diklofenac 50
  2. Methyprednisone 4mg
  3. Azithromycin 500mg
Setelah di X-Ray aku disuruh kembali besok pagi untuk mengambil hasil di meja counter dan jumpai Dokternya untuk dibaca. Soalnya baca sendiri gak ngerti.

Baiklah lanjut ke besok hari. Ku mengambil hasil Rontgen di meja Counter dan diserahkan kartu scan dan kembali. Kemudian aku scan dan menunggu kembali. Setelah giliranku tiba, si Dokter sudah mulai membaca hasil rontgen nya dan menemukan lubang hidung untuk aliran cairan sudah tertutupi dan menumbuh dan ada genangan cairan di masing2 bawah mata bertumpuk. Jadi harus dipotong dan disedot. No way out kecuali mau makan obat terus singgung si dokter. Nah dijadwalkan lah langsung Operasi. O iya riwayat periksaku namanya tertulis. Conca Hipertropi + Rinofaringitis + susp. sinusitis dan akan dilakukan tindakan Turbinektomi.

Hari berikutnya di minggu pagi langsung ke bagian counter pemesanan kamar dan menyerahkan dokumen yang sebelumnya sudah diserahkan. Di data dan akan dipertanyakan apakah mau upgrade kamar yang nantinya akan mengupgrade segala biaya. Jika mau kita akan dikenakan 70% dari seluruh biaya rumah sakit dan 30% baru akan ditanggung pihak RS. Oh tak mengapa untuk kelas I berbagi kamar dengan satu orang saja. Karena kelas I kita dijatahi kamar dengan isi 2 orang.

Setelah selesai segala adm, aku menuju ruang ICU dan mendapatkan perawatan awal. Seperti pemasangan infus, tes jantung, x ray paru2 dan cek alergi obat yang akan dimasukkan ke dalam tubuh melalui infus. Setelah semua selesai baru aku dibawa ke dalam kamar dan melakukan segala aktifitas. Dari mulai makan, obat, cek tensi dan kondisi suhu tubuh. Dan karena jadwal operasi pagi hari dan akan dibius total maka aku disuruh mulai puasa makan minum dimulai pukul 1 pagi. Sebelumnya pihak RS jam 00.00 ngasi aku makanan bubur putih kecap dan telur rebus.

Pagi tiba dan akupun segera bergegas mandi dengan infus ditangan. Gampang ajala mandi so so aja. Gak pala harus diberos-beros sampe mengkilat. Yah suster datang dengan ontime dan membawaku ke ruang operasi. Saat obat bius dari Dr Anastesi dimulai tanpa sadar tiba-tiba saja aku menghilang dan bangun dengan sayup2 suara terdengar. Ada suara yang mencoba berkomunikasi denganku tapi kau gak bisa buka mata atau bersuara. Hanya anggukan saja. Kucoba paksa pun gak bisa terbuka. Yang terasa hanya hidung yang tertutup dan mulut yang penuh dengan selang. Karena aku sudah bisa menggangguk tanda bereaksi, selang dimulut langsung ditarik perlahan dan seseorang berbicara denganku untuk memberitahu agar bernafas dengan mulut. Waaah terasa sekali segalanya ditarik melewati kerongkongan. Dan setelah selang itu hilang, ku hanya bernafas lewat mulut saja.

Kembali ke kamar dengan kondisi baik-baik saja tentu hal yang menyenangkan. Bukan perihal operasi kecil atau besar tapi taula ya jaman sekarang ini. Dan seharian sampai besok paginya, aku bernafas lewat mulut.pada akhirnya pagi jam 10an diajak suster untuk bertemu dengan Dokter kembali untuk membuka balutan di lubang hidung dan menarik tamponnya.
Pada saat tampon ditarik, terasa kali sesuatu menjalar melalui hidung. Aku pikir bakalan banyak darah yang keluar tapi ternyata gak ada, tampon hanya berwarna keruh saja tanpa darah. Tapi gak bisa senang dulu karena hidung masih disumbat kapas sama si dokter.

Well setelah siangan suster cowok datang dan mengajari cara cuci hidung pake water infus dan suntik tanpa jarum yang 10mm. Setelah itu baru bisa bernafas lega dengan hidung baruku hahahaha.
O iya penyakit awal si bendolan sudah mulai kisut dan mengecil tetapi sampai sebulan after operasi bendolan itu tidak menghilang total alias menyisakan sekeping kecil.

Jika ada pertanyaan silahkan saja, mana tau kita bisa bertukar pikiran dengan hal penyakit yang hampir sama






























Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

KULINER DI LUANG PRABANG - LAOS

Maret 2019 Sebelum ke suatu tempat biasanya aku searching dulu kulineran apa yang bisa aku dapatkan di sana. Liat lokasi, harga dan jenis makanan. Banyak kali kan bertebar di internet bermacam-macam blog menerangkan. Ada yang info tentang ke halal-annya dan ada yang asal aja bertabur yang penting enak.  Nah kalau untuk negara ini pasti gak bisa dicari label MUI nya. Asal tidak mengandung #pork dan #alkohol saja, saya rasa sudah cukup. Atau solusi lainnya bawa makanan sendiri atau bawa mie instant ya.  MORNING MARKET LUANG PRABANG Kita tiba di pagi hari dan langsung menuju Morning Market yang katanya sudah buka dari jam 8 pagi. Lokasinya semua tidak ada yang jauh dan sepertinya berjalan kaki saja sudah cukup. Itung-itung sekalian olah raga kan. Apalagi semenjak sudah ada fasilitas google map, sunggu membantu sekali. Ya pastinya harus memastikan agar kuota selama disana cukup.  Karena lokasi yang satu dengan yang lain tidak terlalu jauh, beberapa saat pasti langsung hapal tan

RESTORAN KEMBANG TANJUNG MORAWA

Medan, 19 April 2019 Setiap hari aku itu selalu melewati Restoran Kembang pada saat pergi dan pulang kerja. Dari mulai penimbunan sampai dengan sudah jadi sekarang ini. Banyak simpang siur mengatakan tentang tempat ini. Dari mulai tempat permainan, atau ini adalah cabang Lembur Kuring atau cabang resto yang berada di wilayah sana juga. Apalagi ada kaum yang nyinyirin kalau restonya gak bakal rame karena ada penjual yang tidak elok di satu sejajaran Resto. Duh ya, Restonya segede gaban gitu diributin dengan penjual yang ada di sejejarannya. Dan ini tempat juga di tengah-tengah dengan tembok yang gagah. Aroma apapun gak masuk dan yang ada aroma masakan dia yang keluar sampe kemana-mana buat lapar. Ah itu percakapan orang sirik aja. Dan pada saat sebelum Cheng Beng 2019, mereka langsung gubrak buka dengan nama Restoran Kembang Indonesia. Yang katanya satu group dengan yang di Medan. Duh aku langsung kepengen makan dan seret Thicka Perempuan sebagai salah satu partner kulinerku.

HIDUP YANG LEBIH BAIK

Saat kehilangan itu menjadi hal baik yang pernah terjadi pada diri kita, apakah kita masih akan mengingat rasa sakit itu atau membiarkannya hanyut ke tempat yang kita sendiri lupa jika pernah ada.  Satu persatu secara perlahan semua kenangan akan terangkat di pikiran kita. Dan perasaan pun akan semakin lega. Sampai kamu sadari bahwa selama ini kamu sangat ingin melepaskannya tapi terikat akan sesuatu yang dianggap sakral dan mencoba bertahan.  Tenang ini bukan salahku atau aku yang membuat kesalahan. Paling tidak aku tidak perlu memulai menyakiti atau membawa karma buruk ke kehidupanku selanjutnya. Segalanya sudah terasa cukup dan rasa siksa batin ini sudah menghilang. Ternyata benar kata orang-orang bahwa "waktu bisa memperbaiki segalanya". Hanya terkadang kita suka membodohi diri untuk meraih kembali hal-hal yang sudah diperingatkan alam semesta untuk kita lepaskan.  Aku bersyukur sekali dengan segala yang aku miliki saat ini. Kegiatan baru, teman baru, lingkungan baru dan