Skip to main content

KEDAI TUAN NYONYA Komp. Grand Cemara Asri

21 Desember 2014 (Minggu)


Gw tertarik datang ke Kedai Tuan Nyonya karena kemaren coba buka link kulinermedan. So..gw coba ajak temen gw Lawya buat temenin ke sana. Ternyata Lawya sudah ada janji temennya buat ke SOHO. Oke deh gw rencana pending dulu dan mengalihkan jadwal makan siang gw ke jualan bubur yang ada di Mangkubumi.

Tapi ternyata last minute, temen gw bersedia temenin gw coba makanan di Kedai Tuan Nyonya. Emang rejeki gak kemana. On the way.................,,
Pertama kunjung, kita agak khawatir dengan ke halal an makanannya. Karena kalau dilihat packaging dari luar gedung...masih terasa kental dekor Chinese nya. Tapi karena di web tidak tertulis No Halal, ya gw yakin ini pasti halal.
Begitu masuk terasa suasana kuno dan etnik2 jawa. Hanya ada terlihat 1 wanita duduk di ujung ruangan dan 1 cowok Chinese mempersilahkan kami duduk dan melihat menu. Di menu itu tertulis bahan yang disajikan dalam keadaan fresh dan Halal. Gw langsung senyum lebar ke arah temen gw.

Wah begitu kita sudah memilih menu, ternyata wanita yang duduk di ujung ruangan tersebut adalah ownernya dan juga temen gw. Alhasil kita jadi ngobrol2 deh sambil tunggu pesanan makanan. Dan cowok Chinese tadi yang layanin kita ternyata suaminya. Ini salah satu usaha kulinernya di Medan. Konsepnya sih simple, lebih mengarah ke makanan2 sehat dan traditional.

This is it! Makanan satu persatu datang:

Laksa Nyonya (IDR 25,000,-) **



Gw coba psan menu ini karena sedikit tertarik dengan point view nya yang lumayan nice. Untuk masalah rasa karena berhubung gw tidak terlalu suka santan kental, bener2 gw susah buat habiskan. But anyway over all good. Bahan-bahannya memang terasa masih segar dan bumbu2nya tidak terasa terlalu kuat di lidah.

Ngohiang (IDR 15,000,-)* & Cakwe Udang (IDR 18,000,-) ** 


Kedua makanan ini pesanan Lawya. Hm..katanya dia gak mau makan berat karena masih kenyang. Jadi hanya pesan untuk cemilan saja. Ngohiang ini yang berada di sebelah kiri gambar. Teksturnya ringan dan berbulir tidak padat. Ada potongan jagung didalamnya dan gw rasa ada kandungan Jahe ya. Tapi gw gak terlalu suka sih. Rasanya gak kenal di lidah.

Nah untuk Cakwe Udang, lumayan kena di lidah. Ringan dan simple. Cocok buat cemilan ringan. Tapi Lawya masih lebih terkesan dengan Cakwe di Mornink Glory. Next kita kesana ya , biar gw juga bisa bandingin.

Tuan Nyonya Delight (IDR 18,000,-)** & Es Alpokat (IDR 16,000,-)**


Untuk Tuan Nyonya Delight gw lupa tanya Lawya rasanya apa sih. Tapi waktu minum gw liat sih dia fine2 aja, no complain.

Nah untuk Es Alpukat sih oke2 aja rasanya. Kita berdua tetap kejar es Alpukat jika ada. Dan memastikan apakah Alpukat adonan tepung atau memang bener2 asli. Tapi tetap masih Macehat jadi juaranya untuk Es Alpukat. Hehehehehe

Kedepannya gw berharap bisa ketemu Es Alpukat yang bisa ngalahin Macehat.

Total pengeluaran kita Inc Tax & Serv. IDR 103,960,-












  Ms Agnes , Me & Lawya

Comments

Popular posts from this blog

KULINER DI LUANG PRABANG - LAOS

Maret 2019 Sebelum ke suatu tempat biasanya aku searching dulu kulineran apa yang bisa aku dapatkan di sana. Liat lokasi, harga dan jenis makanan. Banyak kali kan bertebar di internet bermacam-macam blog menerangkan. Ada yang info tentang ke halal-annya dan ada yang asal aja bertabur yang penting enak.  Nah kalau untuk negara ini pasti gak bisa dicari label MUI nya. Asal tidak mengandung #pork dan #alkohol saja, saya rasa sudah cukup. Atau solusi lainnya bawa makanan sendiri atau bawa mie instant ya.  MORNING MARKET LUANG PRABANG Kita tiba di pagi hari dan langsung menuju Morning Market yang katanya sudah buka dari jam 8 pagi. Lokasinya semua tidak ada yang jauh dan sepertinya berjalan kaki saja sudah cukup. Itung-itung sekalian olah raga kan. Apalagi semenjak sudah ada fasilitas google map, sunggu membantu sekali. Ya pastinya harus memastikan agar kuota selama disana cukup.  Karena lokasi yang satu dengan yang lain tidak terlalu jauh, beberapa saat pasti langsung hapal tan

RESTORAN KEMBANG TANJUNG MORAWA

Medan, 19 April 2019 Setiap hari aku itu selalu melewati Restoran Kembang pada saat pergi dan pulang kerja. Dari mulai penimbunan sampai dengan sudah jadi sekarang ini. Banyak simpang siur mengatakan tentang tempat ini. Dari mulai tempat permainan, atau ini adalah cabang Lembur Kuring atau cabang resto yang berada di wilayah sana juga. Apalagi ada kaum yang nyinyirin kalau restonya gak bakal rame karena ada penjual yang tidak elok di satu sejajaran Resto. Duh ya, Restonya segede gaban gitu diributin dengan penjual yang ada di sejejarannya. Dan ini tempat juga di tengah-tengah dengan tembok yang gagah. Aroma apapun gak masuk dan yang ada aroma masakan dia yang keluar sampe kemana-mana buat lapar. Ah itu percakapan orang sirik aja. Dan pada saat sebelum Cheng Beng 2019, mereka langsung gubrak buka dengan nama Restoran Kembang Indonesia. Yang katanya satu group dengan yang di Medan. Duh aku langsung kepengen makan dan seret Thicka Perempuan sebagai salah satu partner kulinerku.

HIDUP YANG LEBIH BAIK

Saat kehilangan itu menjadi hal baik yang pernah terjadi pada diri kita, apakah kita masih akan mengingat rasa sakit itu atau membiarkannya hanyut ke tempat yang kita sendiri lupa jika pernah ada.  Satu persatu secara perlahan semua kenangan akan terangkat di pikiran kita. Dan perasaan pun akan semakin lega. Sampai kamu sadari bahwa selama ini kamu sangat ingin melepaskannya tapi terikat akan sesuatu yang dianggap sakral dan mencoba bertahan.  Tenang ini bukan salahku atau aku yang membuat kesalahan. Paling tidak aku tidak perlu memulai menyakiti atau membawa karma buruk ke kehidupanku selanjutnya. Segalanya sudah terasa cukup dan rasa siksa batin ini sudah menghilang. Ternyata benar kata orang-orang bahwa "waktu bisa memperbaiki segalanya". Hanya terkadang kita suka membodohi diri untuk meraih kembali hal-hal yang sudah diperingatkan alam semesta untuk kita lepaskan.  Aku bersyukur sekali dengan segala yang aku miliki saat ini. Kegiatan baru, teman baru, lingkungan baru dan