Skip to main content

PERAN

"Jangan cintai aku. Apa adanya. Jangan.. Tuntutlah sesuatu, biar kita jalan ke depan".

Lagu Tulus menghantarkan niatku untuk menulis lagi di blog ini setelah sekian banyak cerita yang terpenggal di dalamnya. Cerita yang tidak tuntas dan mengambang tanpa tujuan yang pasti. 
Tapi hari ini dengan sebuah laptob kecil dan secangkir kopi pemberian teman terbaikku, aku menulis kembali tentang hal apa yang bisa memaknai hidup ini.

Seperti banyak hal yang tersimpan selalu di benak kita yaitu : menghawatirkan hal yang tidak ada tanpa menikmati yang telah ada. Keputusasaan setiap manusia dalam menghadapi hidup. Pencarian jati diri yang tidak pernah ada habisnya. 

Kali ini aku akan menceritakan tentang beberapa hal yang menarik perhatianku beberapa bulan ini. Sebuah PERAN. Kita tidak bisa menebak peran apa yang akan kita mainkan di kehidupan selanjutnya. Yang pasti banyak orang yang sudah memperebutkan peran utama sebelum naskah cerita dibuat. Tapi aku kagum melihat orang-orang yang sudah berani memperebutkan peran utama. Kagum bukan karena keberaniannya, tapi kagum dengan sikap mental yang menelantarkan kehidupan disekitarnya yang pernah membesarkan namanya. Kagum dengan sebuah sugesti bahwa menjadi pemeran utama bisa mencapai kesempurnaan dalam hidup. Aku tidak bisa, maka dari itu aku kagum dengan mereka.

Aku mulai membaca buku, memandangi orang-orang, search Mr. Google, mendengar cerita teman. Banyak diantara mereka terlihat duka dengan PERAN nya sebagai manusia yang telah diciptakan Tuhan sesuai dengan rencana-Nya. Mengeluhkan PERAN orang lain yang terlihat lebih dari PERAN nya. Tentu saja itu akan membuat hari-hari kita jauh lebih merana dibandingkan sebelumnya. Tetapi manusia lebih suka dengan kondisi seperti itu. Menambah duka dengan duka. Bagiku hidup hanya sekali, cukupkanlah dengan apa yang kamu dapat saat itu. Bahagia dan derita berbeda sedikit, yang sama hanyalah rasa itu akan singgah sementara dan tidak untuk selamanya.

PERAN terjadi karena hati kita. Apa yang kita rasakan di hati, itulah yang mendidik peran kita menjadi nyata dan mengkontrol kehidupan kita. Any way..tidak perlu khawatir, karena rasa itu bisa berobah2 hanya dalam waktu hitungan detik. Kali ini base on my case. Aku paling gampang membenci hal yang kusukai dan menyukai hal yang kubenci. Kuncinya hanya satu, membiarkan rasa di hati kita menilai dan menanggapi apa yang terjadi. Dalam seketika PERAN akan berganti.

Comments

Popular posts from this blog

KULINER DI LUANG PRABANG - LAOS

Maret 2019 Sebelum ke suatu tempat biasanya aku searching dulu kulineran apa yang bisa aku dapatkan di sana. Liat lokasi, harga dan jenis makanan. Banyak kali kan bertebar di internet bermacam-macam blog menerangkan. Ada yang info tentang ke halal-annya dan ada yang asal aja bertabur yang penting enak.  Nah kalau untuk negara ini pasti gak bisa dicari label MUI nya. Asal tidak mengandung #pork dan #alkohol saja, saya rasa sudah cukup. Atau solusi lainnya bawa makanan sendiri atau bawa mie instant ya.  MORNING MARKET LUANG PRABANG Kita tiba di pagi hari dan langsung menuju Morning Market yang katanya sudah buka dari jam 8 pagi. Lokasinya semua tidak ada yang jauh dan sepertinya berjalan kaki saja sudah cukup. Itung-itung sekalian olah raga kan. Apalagi semenjak sudah ada fasilitas google map, sunggu membantu sekali. Ya pastinya harus memastikan agar kuota selama disana cukup.  Karena lokasi yang satu dengan yang lain tidak terlalu jauh, beberapa saat pasti langsung hapal tan

RESTORAN KEMBANG TANJUNG MORAWA

Medan, 19 April 2019 Setiap hari aku itu selalu melewati Restoran Kembang pada saat pergi dan pulang kerja. Dari mulai penimbunan sampai dengan sudah jadi sekarang ini. Banyak simpang siur mengatakan tentang tempat ini. Dari mulai tempat permainan, atau ini adalah cabang Lembur Kuring atau cabang resto yang berada di wilayah sana juga. Apalagi ada kaum yang nyinyirin kalau restonya gak bakal rame karena ada penjual yang tidak elok di satu sejajaran Resto. Duh ya, Restonya segede gaban gitu diributin dengan penjual yang ada di sejejarannya. Dan ini tempat juga di tengah-tengah dengan tembok yang gagah. Aroma apapun gak masuk dan yang ada aroma masakan dia yang keluar sampe kemana-mana buat lapar. Ah itu percakapan orang sirik aja. Dan pada saat sebelum Cheng Beng 2019, mereka langsung gubrak buka dengan nama Restoran Kembang Indonesia. Yang katanya satu group dengan yang di Medan. Duh aku langsung kepengen makan dan seret Thicka Perempuan sebagai salah satu partner kulinerku.

HIDUP YANG LEBIH BAIK

Saat kehilangan itu menjadi hal baik yang pernah terjadi pada diri kita, apakah kita masih akan mengingat rasa sakit itu atau membiarkannya hanyut ke tempat yang kita sendiri lupa jika pernah ada.  Satu persatu secara perlahan semua kenangan akan terangkat di pikiran kita. Dan perasaan pun akan semakin lega. Sampai kamu sadari bahwa selama ini kamu sangat ingin melepaskannya tapi terikat akan sesuatu yang dianggap sakral dan mencoba bertahan.  Tenang ini bukan salahku atau aku yang membuat kesalahan. Paling tidak aku tidak perlu memulai menyakiti atau membawa karma buruk ke kehidupanku selanjutnya. Segalanya sudah terasa cukup dan rasa siksa batin ini sudah menghilang. Ternyata benar kata orang-orang bahwa "waktu bisa memperbaiki segalanya". Hanya terkadang kita suka membodohi diri untuk meraih kembali hal-hal yang sudah diperingatkan alam semesta untuk kita lepaskan.  Aku bersyukur sekali dengan segala yang aku miliki saat ini. Kegiatan baru, teman baru, lingkungan baru dan