Skip to main content

Kau Sebut itu KARMA ku!

Wajahnya yang muram terlihat sedang menahan sakit yang tidak terkatakan. Sakit karena rindu, marah, benci dan juga tanda tanya yang besar di pikirannya. Malam itu hanya isakan tangisnya yang terdengar dan sesekali desis bara yang terdengar di sela2 isapan rokok yang terikat dijarinya.  Wajah di sebelahnya hanya memancarkan kekosongan tanpa menyanggupi pertanyaan yang dilontarkan bertubi-tubi olehnya.
Malam semakin larut dan tanda-tanda pikiran menyatu antara kedua manusia itu belum juga didapatkan. Rokok semakin menjadi-jadi mengepulkan asap di atas kepala kedua insan manusia yang belum bisa bersikap layaknya makhluk hidup, berkomunikasi.
"Kenapa? Haruskah kita berakhir seperti ini. Haruskah aku menerima semua ini. Haruskah aku..aaaaaarrrggghh ini tidak mungkin", lelaki itu mulai memecah keheningan kembali. Dia berdiri dan membenamkan diri di tembok pagar rumah itu. Tembok dingin. Tembok saksi bisu sebuah perpisahan itu. Sebuah perpisahan dari hubungan yang sangat indah.
Selang 10 menit, akhirnya wanita itu bersuara lirih tetapi tegas. "Ini karmamu, bukan salahku".
Tanpa menghitung detik yang berganti, wanita itupun segera pergi dari hadapan laki-laki itu dan masuk ke dalam rumahnya.
Seperti racun serangga merasuk di jantung, terbakar. Lelaki itu hanya diam sambil memandang lekat ke arah pintu rumah tempat berlalunya wanita yang sangat dicintainya.
Wahai wanitaku..
Telah habis peluhku untuk menimang nama besarmu
Telah habis dayaku untuk menimbang keyakinan kita dulu
Namun..itu semua tidak akan pernah bisa
Memudarkan keinginanmu
Wahai wanitaku..
Pergilah dengan suka citamu
Akan kubawa duka citaku
Ke alam kehidupanku
Wahai wanitaku
Ingatlah suatu masa roda akan kembali berputar
Tidak hari ini, tidak esok, tidak di hari dikemudian nanti
Tapi dikehidupan darah dagingmu sendiri
Wahai wanitaku
Luka ini bagai beribu sayatan yang kau ukir
Bukan hanya kamu yang mengukir
Tapi seluruh keluargamu
Aku akan membalasnya, disaat yang tepat.

Comments

Popular posts from this blog

KULINER DI LUANG PRABANG - LAOS

Maret 2019 Sebelum ke suatu tempat biasanya aku searching dulu kulineran apa yang bisa aku dapatkan di sana. Liat lokasi, harga dan jenis makanan. Banyak kali kan bertebar di internet bermacam-macam blog menerangkan. Ada yang info tentang ke halal-annya dan ada yang asal aja bertabur yang penting enak.  Nah kalau untuk negara ini pasti gak bisa dicari label MUI nya. Asal tidak mengandung #pork dan #alkohol saja, saya rasa sudah cukup. Atau solusi lainnya bawa makanan sendiri atau bawa mie instant ya.  MORNING MARKET LUANG PRABANG Kita tiba di pagi hari dan langsung menuju Morning Market yang katanya sudah buka dari jam 8 pagi. Lokasinya semua tidak ada yang jauh dan sepertinya berjalan kaki saja sudah cukup. Itung-itung sekalian olah raga kan. Apalagi semenjak sudah ada fasilitas google map, sunggu membantu sekali. Ya pastinya harus memastikan agar kuota selama disana cukup.  Karena lokasi yang satu dengan yang lain tidak terlalu jauh, beberapa saat pasti langsung hapal tan

RESTORAN KEMBANG TANJUNG MORAWA

Medan, 19 April 2019 Setiap hari aku itu selalu melewati Restoran Kembang pada saat pergi dan pulang kerja. Dari mulai penimbunan sampai dengan sudah jadi sekarang ini. Banyak simpang siur mengatakan tentang tempat ini. Dari mulai tempat permainan, atau ini adalah cabang Lembur Kuring atau cabang resto yang berada di wilayah sana juga. Apalagi ada kaum yang nyinyirin kalau restonya gak bakal rame karena ada penjual yang tidak elok di satu sejajaran Resto. Duh ya, Restonya segede gaban gitu diributin dengan penjual yang ada di sejejarannya. Dan ini tempat juga di tengah-tengah dengan tembok yang gagah. Aroma apapun gak masuk dan yang ada aroma masakan dia yang keluar sampe kemana-mana buat lapar. Ah itu percakapan orang sirik aja. Dan pada saat sebelum Cheng Beng 2019, mereka langsung gubrak buka dengan nama Restoran Kembang Indonesia. Yang katanya satu group dengan yang di Medan. Duh aku langsung kepengen makan dan seret Thicka Perempuan sebagai salah satu partner kulinerku.

HIDUP YANG LEBIH BAIK

Saat kehilangan itu menjadi hal baik yang pernah terjadi pada diri kita, apakah kita masih akan mengingat rasa sakit itu atau membiarkannya hanyut ke tempat yang kita sendiri lupa jika pernah ada.  Satu persatu secara perlahan semua kenangan akan terangkat di pikiran kita. Dan perasaan pun akan semakin lega. Sampai kamu sadari bahwa selama ini kamu sangat ingin melepaskannya tapi terikat akan sesuatu yang dianggap sakral dan mencoba bertahan.  Tenang ini bukan salahku atau aku yang membuat kesalahan. Paling tidak aku tidak perlu memulai menyakiti atau membawa karma buruk ke kehidupanku selanjutnya. Segalanya sudah terasa cukup dan rasa siksa batin ini sudah menghilang. Ternyata benar kata orang-orang bahwa "waktu bisa memperbaiki segalanya". Hanya terkadang kita suka membodohi diri untuk meraih kembali hal-hal yang sudah diperingatkan alam semesta untuk kita lepaskan.  Aku bersyukur sekali dengan segala yang aku miliki saat ini. Kegiatan baru, teman baru, lingkungan baru dan