MENULIS BAHAGIA DALAM LUKA

Setidaknya manusia pernah merasakan getir pahit dalam hidupnya. Tidak sekali bahkan bisa berkali. Datang pada masa kecil atau masa dewasa dan tidak juga jarang datang di saat usia tidak lagi untuk duniawi.

Aku pernah terluka, ya sering dan terkadang luka itu aku yang memahatnya sendiri di hatiku ataupun luka yang sengaja disematkan seseorang dihidupku. Tidak mudah memang menepis segala sakit yang kita derita. Apalagi datangnya dari orang yang paling kita cintai, paling kita berikan segalanya di hidup kita. Tapi hidup tetap harus berjalan bukan?

“WAKTU” dan “KESEMPATAN” adalah cara kita untuk bangkit dari keterpurukan. Untuk bangkit dari luka. Mungkin luka itu tidak akan pernah hilang sama sekali. Mengendap dalam di dalam tubuh. Tapi apakah rasa bahagia tidak mampu mengubur segala luka yang ada?. Timbunan bahagia saling menghimpit hingga luka itu tak tampak di permukaan. Hilang? Tentu tidak. Luka itu akan menjadi bagian dari di hidup kita untuk menjadi pelajaran, untuk menjadi kenangan dan untuk menjadi bahan cerita lucu Bersama masa depan kita nantinya.

“WAKTU”. Aku selalu percaya waktu bisa menghapus segala luka. Tidak cepat tapi pasti akan berakhir. Perlahan-lahan rasa akan mengabur. Perlahan-lahan alasan untuk menjadi sebuah luka terlupakan. Tidak bisa kita paksa untuk sembuh. Tapi terbukalah dengan diri sendiri dengan mengatakan “ya aku sakit”,  “ya aku terluka”, “ya dia menyakitiku”, “ya aku sangat mencintainya”, tanpa ada perlawanan di hati kita. Kemudian lepaskan dan jangan menoleh ke belakang lagi. “PENYESALAN” itu kata yang sangat tidak berguna. Lebih baik jika salah mengaku salah dan memperbaiki diri. Jika benar, maka lanjutkan hidup seperti yang kita inginkan. Jangan jadikan kata “ANDAI” merajai kehidupanmu. Sebab masa lalu hanya untuk dikenang, masa sekarang dinikmati untuk masa depan yang kita tidak tau bagaimana.

“KESEMPATAN”.  Banyak yang bilang saat kita menjumpai seseorang itu akan menjadi pelarian dan sebaiknya menahan diri untuk sendiri. Bagiku “SALAH”, karena berjumpa kemudian gagal, berjumpa kemudian gagal adalah cara untuk melanjutkan hidup. Mungkin di salah satu tempat pelampiasan itu memang ada tertanam “JODOH” di keningnya. Jangan pernah khawatir akan komentar negative dari orang yang menabur luka di hatimu dengan segala kegagalanmu, keberhasilanmu. Karena dia hanya masa lalumu yang telah dibuang yang tidak pantas lagi bersamamu, apalagi mengomentarimu. Cukup nikmati kedekatan-kedekatan baru. Baik teman maupun kekasih.

Nikmati hidupmu dengan banyak kebahagiaan dibandingkan hanya meratapi luka yang memang tidak akan pergi. Segalanya akan menjadi “LUPA” saat bahagia terus-terusan menghampiri. Jika teringat luka itu dan mengiris hati di saat bahagia. Tidak apa-apa. Nikmati sakitnya, jangan ceritakan dengan siapapun saat nyeri itu datang. Karena nyeri itu bukan karena “manusia” nya tapi karena “pernah merasakan sakit itu”.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RESTORAN KEMBANG TANJUNG MORAWA

KULINER DI LUANG PRABANG - LAOS