Saat kehilangan itu menjadi hal baik yang pernah terjadi pada diri kita, apakah kita masih akan mengingat rasa sakit itu atau membiarkannya hanyut ke tempat yang kita sendiri lupa jika pernah ada. Satu persatu secara perlahan semua kenangan akan terangkat di pikiran kita. Dan perasaan pun akan semakin lega. Sampai kamu sadari bahwa selama ini kamu sangat ingin melepaskannya tapi terikat akan sesuatu yang dianggap sakral dan mencoba bertahan. Tenang ini bukan salahku atau aku yang membuat kesalahan. Paling tidak aku tidak perlu memulai menyakiti atau membawa karma buruk ke kehidupanku selanjutnya. Segalanya sudah terasa cukup dan rasa siksa batin ini sudah menghilang. Ternyata benar kata orang-orang bahwa "waktu bisa memperbaiki segalanya". Hanya terkadang kita suka membodohi diri untuk meraih kembali hal-hal yang sudah diperingatkan alam semesta untuk kita lepaskan. Aku bersyukur sekali dengan segala yang aku miliki saat ini. Kegiatan baru, teman baru, lingkungan baru ...
Andai saja hari itu aku tak mengajakmu. Andai saja waktu itu aku tak terbangun. Andai saja waktu itu aku malas mendengarmu. Semua yang terjadi hari ini tidak akan pernah ada. Orang itu asing tapi tatapan, sentuhan dan suara yang terdengar di telingaku tampak tak asing. Seketika diriku yang memudar mulai kembali hingga aku nyaris dalam kondisi sadar saat bersamanya. "Hei are you okay?" tanyanya di sela lamunanku. "Ha... ya aku baik saja. Maksudku berusaha baik saja" jawabku. "Its oke kalau kamu gak mau cerita, aku paham." sambungnya sambil mulai memutar pipet di gelas Milkshake yang dia pesan. Aroma mangga dan Yakult di minumannya membuatku mabuk. Ah ya aku sedang berkomunikasi dengannya, kenapa aku terpengaruh dengan isi minumannya. "Umm aku cuma pengen sendiri dulu saat ini" jawabku lirih. "Beneran? Yakin? Keknya bakal susah deh typical kayak kamu" sanggahnya cepat. Tau apa kamu, pikirku. Sedang aku sudah mengkondisikan diriku untuk hi...